GaleriQQ-Wanita dengan mengenakan celana Pendek jenis Hotpants memang selalu manarik perhatian kaum pria. Kaum Pria yang merupakan kaum visual memang sangat mudah ditarik perhatiannya melalui penampilan seorang wanita. Tidak heran wanita selalu mencoba tampil menarik perhatian, salah satunya dengan menggunakan Hotpants. Namun tahukan Anda Sejarah Penggunaan Hotpants? Berikut ini adalah Sejarah Munculnya Celana Hotpants yang kini menjadi tren Fashion.
Hotpants Pertama Kali diperkenalkan di Eropa
Hotpants pertama kali muncul di Eropa pada abad ke 19. Hotpants pertama kali digunakan oleh anak-anak yang dianggap belum dewasa. Pada masa awal kemunculan, trend celana hotpants sangat dihindari oleh pria karena celana identik dengan anak-anak sehingga memakainya dianggap membuat penggunanya tidak dewasa.
Di Eropa sendiri awal kemunculan Hotpants, Wanita dilarang menggunakan hotpants karena dianggap tidak lumrah dan melanggar norma kesopanan.Karena image yang melekat pada hotpants ini membuat trend penggunaan hotpants sangat dihindair oleh orang dewasa.
Hotpants kemudian menjadi terkenal pada saat tahun 1960 ketika seorang desainer pakaian asal Inggris Marry Quant memperkenalkan hotpants pada sebuah ajang pameran fashion dengan tema "Swinging London" bersamaan dengan pengenalan Mini Skirt atau rok mini. Trend ini kemudian berkembang pesat hingga akhirnya pada tahun 1970's sebuah majalah "life Magazine" mempublikasikan tulisan mengenai Hot Pants sebagai pakaian yang lebih simple dan nyaman.
Hotpants Pakian di Kalangan Wanita Tunasusila
Kemunculan trend penggunaan Hotpants kemudian mengalami pergeseran makna lagi pada tahun 1970-an. Hotpants yang anggap membuat penampilan wanita lebih menggoda ternyata disalahgunakan oleh para pekerja s3ks komersial. Trend pengguna hotpants justru tumbuh baik di kalangan PSK karena dikalaim dapat meningkatkan jumlah pelanggan karena mampu menonjolkan paha wanita yang merupakan salah bagian yang terseksi dari seorang wanita.
Trend penggunaan Hotpants oleh wanita tunasusila terus berkembang dan akhirnya asimilasi budaya penggunaan hotpants dan miniskirt tidak terbendung sejak diperkenalkan media massa berupa Televisi. Penggunaan Hotpants berangsur-angsur menjadi populer dan stigma wanita tunasusila pun mulai hilang dari image Hotpants.
Hotpans saat ini
Penggunaan saat ini bahkan sudah ditinggalkan oleh kaum pria, sedikit sisa dari hotpants bagi kaum pria dapat dilihat dari kostum olahraga seperti sepak bola dan basket, meskipun celana Basket lebih panjang dari celana Sepak Bola. Hotpant menjadi identik dengan pakaian wanita.
Hotpants Di Indonesia
Hotpant di Indonesia masuk bersamaan dengan masukanya budaya barat, meskipun beberapap baju adat di Indonesia pada awalnya sangat pendek namun sangat berbeda dengan Hotpant. Hotpants banyak dibawa oleh pengaruh televisi sebagai media yang paling banyak merubah tatanan budaya.
Hotpants pertama kali diperkenalkan di Televisi melalui penari kemudian beberapa Artis mulai tertarik dengan penggunaan Hotpants. Karena dinggap lebih menarik, penggunaan hotpants kemudian artis artis-artis serta pembawa acara yang ada di televisi akhirnya mengenakan Hotpants kemudian dari kebiasaan yang dilihat oleh mata, kini hotpants digunakan secara meluas di Indonesia terutama ketika fenomena cabe-cabean mulai merebak.
Saat ini pengguna hotpants memang bukan pelacur dan bahkan tidak sama sekali hubungan dengan pelacur, namun stigma pengguna hotpants selalu diidentikkan dengan wanita gampangan atau atau wanita dengan tuntutan pekerjaan masih melekat pada pengguna Hotpants, sebagai contoh hotpants sangat indentik dengan SPG dan Umbrella Girls. Mungkin karena Hotpants sendiri bukan budaya asli dari Indonesia, sehiangga keberedaanya selalu menjadi kontroversi.
Hotpants ternyata celana yang telah mengalami banyak pergeseran makan, mulai dari penggunaan hanya untuk laki-laki hingga saaat ini lebih banyak dan hanya digunakan oleh kaum wanita. Terlepas dari Stigma negatif yang muncul namun, Pendapat umum akan kembali berubah jika kebanyakan pengguna Hotpants mengembalikan Stigma negatif tersebut, oleh karena bukan pakaian yang menentukan kesalahan tapi penggunanya lah.
0 komentar:
Posting Komentar